Langsung ke konten utama

Untukmu yang berjiwa Hanif - Ustadz Armen Halim Naro

Untukmu yang Berjiwa Hanif
Armen Halim Naro

Ini merupakan buku best seller buah karya Ustadz Armen Halim bin Jasman Naro bin Nazim bin Durin rahimahullah, seorang putra Pekanbaru. Buku ini diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai fitrah yang lurus dan hati yang hanif. Untuk mereka yang menempuh perjalanan panjang mencari kebenaran sebagaimana jalan yang ditempuh oleh Salman al Farisi dan Waraqah bin naufal.

Berikut BIOGRAFI beliau yang saya ambil dari sini 

Lahir di Pekanbaru 20 Oktober 1975. Hari Senin sekitar pukul 09.00. 

Ayahnya bernama Jasman Naro dan Ibunya bernama Suarti.

 

Beliau masuk sekolah dasar tahun 1981. Lalu tamat sekolah dasar tahun1987. Kemudian Masuk Pesantren Al-Furqan di jalan Bintan, Pekanbaru. Dibawah pimpinan Buya Jufri Effendi Wahab MA. Yang didirikan pada tahun 1987.

 

Pada tahun 1988 Pondok Pesantren Al-Furqan pindah ke jalan Duyung, Pekanbaru. Selama di Pondok Pesantren Al-Furqan Ia belajar lebih kurang 3 tahun. Sehubungan dengan kurangnya guru di pondok pesantren waktu itu, disamping beliau rajin dan tekun belajar, maka guru-gurunya merasa minder untuk mengajarnya. Oleh sebab itu, beliau meminta pada Buya Jufri untuk pindah ke Pondok Pesantren An-Nur (Bantul, Jogjakarta) untuk mempelajari Tahfidz Al-Qur’an (Hafalan Al-Qur’an), maka Buya melepas dan memberi izin untuk ke Jogjakarta mempelajari Al-Qur’an, agar setamatnya nanti dapat mengajarkannya di Pondok Al-Furqan.

 

Maka tahun 1989 akhir, berangkatlah beliau ke Jogjakarta. Di Jogja di samping mempelajari Hafalan Al-Qur’an, Ia juga mengajar dan ikut menjadi pengurus Pondok Pesantren An-Nur. Selama lebih kurang 2 tahun 7 bulan, ia kembali ke Pekanbaru dan kembali mengajar di Al-Furqan.

 

Pada tahun 1994 akhir beliau kuliah ke LIPIA (Universitas Muhammad Ibnu Su’ud) Jakarta, mengambil Diploma sampai Tamat, dengan hasil Cumlaude (Istimewa).

 

Untuk meneruskan pendidikan, pada tahun 1996 beliau berangkat ke Universitas Madinah, Kerajaan Saudi Arabia, Ia menyelesaikannya selama 4 tahun dan tamat pendidikan dengan nilai Cumlaude. Lalu kembali ke Pekanbaru, dan memimpin Pondok Tahfidz dan berdakwah selama setahun. Tahun berikutnya ia berdakwah ke luar daerah, seperti Medan, Aceh, Batam, Riau, Padang, Payukumbuh, Pariaman, Solok, dan lainnya. Ia juga berdakwah ke pulau Jawa, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Purwakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan dan lainnya.

 

___

 

Pada hari Senin tanggal 26 Novermber 2007, pukul 07.00 pagi. Ayahandanya memberikan sebuah buku, kiriman dari Al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc yang dikirim dari kota Madinah An-Nabawiyah, beliau diminta mengoreksi buku tersebut, buku tersebut sebelumnya telah di koreksi oleh beberapa Masyaikh Madinah antara lain, Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin ‘Amr ar-Ruhaili Hafizhahullah (Dosen Aqidah Universitas Islam Madinah), Syaikh Dr. Ali bin Ghazi at-Tuwaijiri Hafizhahullah (Dosen Tafsir Universitas Islam Madinah), Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab al-’Aqil Hafizhahullah (Dosen Aqidah Universitas Islam Madinah).

 

Setelah mandi dan sarapan, beliau pulang ke rumahnya, dengan membawa anak bungsunya dari rumah Ayahandanya. Lalu beliau membaca buku yang di berikan ayahandanya di ruang tamu rumahnya. Sekitar pukul 09.00 pagi beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Dan buku tersebut masih berada di pangkuannya….

 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau dan memberikan keberkahan ilmunya. Amin…

 

Ya Allôh, ampunilah dosa-dosa beliau dan dosa-dosa kami. Jadikanlah amal-amal yang telah beliau lakukan adalah amal yang shâlih, amal yang hanya mengharap wajah-Mu semata, maka terimalah segala amal baik beliau, wahai Dzât yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, wahai Dzât yang Maha Melihat lagi Maha mendengar. Ya Allôh, rahmatilah beliau, lapangkanlah kuburnya, terangilah makamnya, dan jauhkan beliau dari siksa-Mu, karena sesungguhnya siksamu amat pedih. Ya Allôh, himpunlah beliau bersama hamba-hamba-Mu yang shâlih, para shiddîqîn, syuhadâ’ dan para anbiyâ`, dan jadikanlah surga-Mu yang penuh dengan kenikmatan adalah tempat terakhir beliau. Amîn yâ Robbal ‘Ậlamîn…

 

- (A Biografi by Pustaka Darul Ilmi, Jakarta) -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Untukmu yang sedang Sakit karya Ustadz Ammi Nur Baits

user987022925 · Resensi Buku Untukmu Yang Sedang Sakit - Ustadz Ammi Nur Baits Untukmu yang sedang sakit - Buku Saku karya Ustadz Ammi Nur Baits Dalam buku ini dijelaskan kita-kiat berbahagia ketika sakit, doa, dzikir dan amalan ketika sakit, doa dan amalan ketika menjenguk orang sakit, doa pengaman ketika tidur, doa dan amalan hardan dan amalan ibadah yang berkaitan dengen sakit.

Solusi Halal Transaksi Pinjaman & Kredit agar Tidak Terjerumus Riba - Dr. Erwandi Tarmidzi

Kredit Bank, Koperasi, dll, bagaimana solusi Islam bagi transaksi pinjaman uang dengan bunga, kredit kendaraan, mobil dan rumah yang tidak syar'i dan hutang gadai dengan pemanfaatan barang gadaian yang tadinya haram dapat dirubah menjadi transaksi jual beli yang halal? simak jawabannya di video kajian Islam berjudul Solusi Halal Transaksi Pinjaman & Kredit agar Tidak Terjerumus Riba oleh Dr. Erwandi Tarmidzi, MA. Download MP3 kajian2 beliau di kajian.net gratis: http://kajian.net/kajian-audio/Cerama... Video http://yufid.tv (Klik link untuk melihat koleksi video lainnya)

Dan Anshar pun berderai air mata - Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

  Kisah pembagian Ghanimah setelah berakhirnya perang Hunain  Pembagian Ghanimah Perang Hunain  PEMBAGIAN GHANIMAH PERANG HUNAIN Setelah memutuskan untuk mengakhiri pengepungan benteng Thaif, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke Ji’ranah tempat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan ghanimah (harta rampasan) perang Hunain sebelum berangkat mengepung Thaif. Setibanya di Ji’ranah, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak langsung membagi harta rampasan perang tersebut kepada para Shahabat yang ikut dalam perang Hunain kecuali perak yang jumlahnya tidak tidak terlalu banyak.  Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sengaja menunda pembagian ghanimah ini beberapa hari, dengan harapan akan ada utusan dari kabilah Hawazin yang datang untuk menyatakan taubat dan menerima Islam. Namun ternyata tidak ada yang datang. Akhirnya ghanîmah dibagikan kepada kaum muhajirin dan para tawanan yang dibebaskan, sementara kaum Anshar tidak mendapatkan bagian sedikitpun. Pembagian gha